SOLOK - PT Citra Nusantara Mandiri (CNM), perusahaan bibit jagung hibrida yang berbasis di Kota Solok, kembali menjadi sorotan setelah 20 eks karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2019 menuntut pesangon mereka. Persoalan ini mendapat tanggapan resmi dari Direktur PT CNM, Andri Maran, yang menyampaikan klarifikasi terkait pihak yang bertanggung jawab dan langkah perusahaan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Dalam pernyataannya, Andri Maran menegaskan bahwa PHK terhadap 20 karyawan tersebut terjadi pada masa kepemimpinan Fernando Purba sebagai Direktur PT CNM dari tahun 2018 hingga 2022. Ia menyayangkan adanya opini yang mengaitkan persoalan ini dengan Nofi Candra, pewaris perusahaan, yang saat itu tidak memiliki keterlibatan langsung karena menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.
“Pada tahun 2019, PT CNM dipimpin oleh Fernando Purba. Tanggung jawab terkait PHK 20 karyawan tersebut ada pada kepemimpinannya, bukan pada Nofi Candra. Kami maklum isu ini dimainkan, terutama di tengah suasana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solok, ” ujar Andri Maran, Sabtu, 23 November 2024.
Nofi Candra Tunjukkan Itikad Baik
Meski tidak terlibat dalam manajemen perusahaan saat PHK terjadi, Nofi Candra menunjukkan niat baik untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama PT CNM yang baru, ia berkomitmen untuk memulihkan kejayaan perusahaan sekaligus memenuhi hak-hak eks karyawan yang terdampak.
“Alhamdulillah, satu per satu persoalan sedang kami selesaikan. Saya telah berdialog dengan beberapa eks karyawan, dan pembicaraan akan dilanjutkan secara kekeluargaan, ” kata Andri Maran.
Nofi Candra juga menyatakan tekadnya untuk memanggil kembali seluruh karyawan lama dan merekrut tenaga kerja baru sebagai bagian dari langkah strategis perusahaan. Ia berkomitmen membangun kembali PT CNM dengan prinsip musyawarah dan keberpihakan pada masyarakat.
Re Opening PT CNM, Harapan Baru bagi Solok Raya
PT CNM, yang sempat vakum selama lima tahun akibat dampak pandemi dan kegagalan manajemen sebelumnya, menggelar Re Opening pada Minggu (17/11/2024) di Ampang Kualo, Kota Solok. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Direktur Utama PT CNM H. Nofi Candra, SE, dan Direktur PT Bahuma Borneo Batuah Taviara Suyarso. Momentum ini menjadi tonggak kebangkitan perusahaan, yang berencana kembali mempekerjakan hingga 1.500 karyawan.
Dalam kesempatan itu, Nofi Candra menegaskan komitmennya untuk melanjutkan cita-cita almarhum ayahnya, Haji Syukri, yang menekankan pentingnya memberdayakan masyarakat melalui perusahaan. Ia juga menjelaskan rencana kerja sama dengan petani lokal melalui pengadaan bibit jagung gratis dan penjaminan harga hasil panen di atas harga pasar.
Eks Karyawan Tetap Tuntut Pesangon
Namun, tak lama setelah Re Opening, kelompok eks karyawan menggelar konferensi pers di Rumah Bantuan Hukum (RBH) Padang. Mereka menuntut hak pesangon yang belum diselesaikan oleh pihak perusahaan. Jasman, salah satu perwakilan eks karyawan, berharap kepemimpinan baru PT CNM dapat memenuhi kewajiban tersebut sebagai bentuk kepatuhan terhadap hukum.
“Dengan beroperasinya kembali PT CNM di bawah kepemimpinan H. Nofi Candra, kami yakin hak-hak kami akan dipenuhi. Ini juga menjadi ujian integritas bagi beliau sebagai pemimpin yang kami percayai, ” kata Jasman.
Persoalan Menjadi Komoditas Politik
Di tengah suasana Pilkada Kota Solok, isu ini tak luput dari kepentingan politik. Andri Maran mengingatkan agar masalah ini tidak dipolitisasi, seraya menegaskan bahwa penyelesaian akan dilakukan secara profesional dan kekeluargaan.
Langkah ke Depan
Operasional penuh PT CNM dijadwalkan mulai Februari 2025. Sebagai langkah awal, perusahaan akan memulai penanaman jagung di wilayah Kota Solok dan merekrut 100-200 tenaga kerja. Harapannya, PT CNM kembali menjadi ikon kebanggaan Solok Raya, tidak hanya sebagai penghasil bibit jagung berkualitas tetapi juga sebagai penyokong ekonomi masyarakat setempat.